Arsip untuk Mei, 2020

Kisah Asiyah, Wanita Mulia Istri Firaun Yang Dijamin Masuk Surga

Sumber : Fimela

Copyright by pinterest.com
Copyright by pinterest.com

Asiyah meruapakan wanita yang dijamin akan masuk surga. Dii adalah satu dari empat wanita yang dijamin masuk surga dan memiliki kedudukan tinggi di mata Allah.

“Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah SAW, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah.” (HR. Hakim dan Muslim).”

Asiyah binti Muzahim merupakan istri raja Fir’aun. Meski sang suami merupakan seorang yang terkenal sangat jahat dan kejam, Asiyah adalah sosok yang sabar, sopan, santun juga penuh kemuliaan. Ia adalah seorang wanita dengan budi pekerti luhur, penyayang dan penuh keteguhan untuk senantiasa berada di jalan yang benar.

Tak hanya cantik budi pekertinya, Asiyah juga merupakan seorang wanita yang begitu cantik parasnya. Kecantikannya inilah yang membuat raja Fir’aun bertekuk lutut padanya. Fir’aun begitu menyayangi Asiyah dan menuruti apa yang diinginkan wanita mulia tersebut termasuk menuruti kemauan Asiyah mengangkat Musa AS sebagai puteranya.

Awal Pernikahan Buat Asiyah Bahagia, Tapi Selanjutnya…
Seperti pengantin baru pada umumnya, awal pernikahan menjadi saat-saat yang membahagiakan. Apalagi, saat itu Asiyah menjadi istri dari seorang raja besar di zamannya. Sayang, kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama. Fir’aun mengaku bahwa selain sebagai raja, ia juga merupakan Tuhan dan meminta semua rakyatnya menyembahnya.

Asiyah adalah wanita cantik jelita lagi mulia yang dijamin masuk surga | Copyright by pinterest.com

Apa yang dikatakan Fir’aun tentu saja membuat Asiyah berat hati. Ia juga dipaksa menyembah suaminya sendiri dan mengakui bahwa sang suami adalah Tuhan. Dengan penuh kesabaran, Asiyah menuruti permintaan suami walau di dalam hatinya ia sangat keberatan, tersiksa dan berontak.

Dari hari ke hari, bulan ke bulan hingga tahun ke tahun, Asiyah terus bersabar menghadapi sifat buruk sang suami. Suatu ketika ia bahkan rela berkorban nyawa menghadapi perlakuan sang suami.

Keteguhan Keimanan Asiyah
Asiyah adalah wanita mulia yang memiliki keteguhan hati kuat untuk selalu beriman kepada Allah SWT. Meski sang suami menyiksanya dengan siksaan berat, ia tak pernah mau mengingkari keteguhan hatinya. Asiyah selalu mengamalkan apa yang diajarkan Musa AS dengan baik. Ia juga hanya menyembah Allah SWT.

Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Fir’aun mengikat istrinya dengan besi sebanyak 4 ikatan, pada kedua tangan dan kedua kakinya. Jika ia telah meninggalkan Asiyah terbelenggu maka para Malikat menaunginya,” (HR. Abu Ya’la).

Saat Fir’aun mengganjarnya dengan siksaan yang bertubi-tubi atas keimanannya, Asiyah berdoa, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Q.S. At-Tahrim [66] : 11).

Atas keteguhan keimanannya, Asiyah pun menjadi salah satu wanita mulia yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT. Ia telah menjadi seorang wanita dengan kedudukan sangat mulia. Ia juga merupakan seorang wanita kuat lagi tegas menentang kezhaliman Fir’aun.

Dalam Kitab Uqudulijain, Syeikh Muhammad bin Umar An-Nawawi menceritakan kisah Asiyah yang menjadikan tauhid kepada Allah adalah segalanya. Untuk diketahui, Asiyah binti Muzahim adalah perempuan Bani Israil keturunan para nabi.

Baca Juga:

Ketika Nabi Musa mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap. Keimananya kepada Allah sebenarnya sudah lama tertanam di hatinya. Asiyah menolak menyatakan Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan.Dalam Tafsir Muroh Labid disebutkan bahwa benih-benih iman dalam hati Asiyah mulai tampak ketika ingin mengasuh Nabi Musa yang dihanyutkan di sungai. Saat itu Asiyah memohon kepada suaminya Fir’aun untuk tidak membunuh bayi mungil tersebut. Bahkan ia meminta untuk menjadikannya anak angkat.Asiyah berkata ,“Ia bisa menyenangkan hatiku dan hatimu, maka janganlah kau membunuhnya, karena bayi ini berasal dari negeri lain, bukan Bani Israil. Semoga ia bisa bermanfaat bagi kita”. Fir’aun pun mengabulkannya.
Setelah Nabi Musa tumbuh dewasa dan diangkat sebagai Nabi (utusan Allah), para tukang sihir Firaun berhasil dikalahkannya. Setelah mengetahui kekalahan tukang sihir itu, keimanan Asiyah semakin teguh. Asiyah semakin yakin bahwa ada Dzat yang menciptakan dan mengatur urusan manusia. Bukan Firaun suaminya yang mengaku mampu menghidupkan dan mematikan manusia.

Keimanan Asiyah pun akhirnya diketahui oleh Fir’aun. Setelah mengetahui jelas keimanan istrinya, Fir’aun pun menjatuhkan hukuman dan siksa yang berat. Kedua tangan dan kaki Asiyah diikat. Ia ditelentangkan di atas tanah yang panas, wajahnya dihadapkan ke terik sinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, Malaikat menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak terasa.

Tak cukup sampai di situ, Fir’aun kembali memerintahkan para algojonya menjatuhkan sebongkah batu besar ke dada Asiyah. Naudzubillah, sungguh siksa yang amat berat dan sangat tidak manusiawi.

Ketika Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan padanya, beliau pun berdoa kepada Allah Swt: ”Robbi Ibnilii ‘Indaka Baitan Fil Jannah. ” Artinya: ”Wahai Allah Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah di Surga, (QS At-Tahrim, ayat 11).

Allah Swt pun memperlihatkan sebuah gedung di surga yang terbuat dari marmer berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian barulah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya. Beliau tidak merasakan sakit karena jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.

Ulama asal Yaman, Syeikh Habib Abdullah Al-Haddad mengatakan, seseorang yang sempurna adalah orang yang mempermudah hak-haknya, tetapi tidak mempermudah (meremehkan) hak-hak Allah. Sebaliknya orang yang kurang sempurna adalah orang yang diketahui berlaku sebaliknya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW juga memuji Asiyah dan tiga perempuan mulia lainnya. Beliau bersabda: “Sebaik-baik wanita penghuni Surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun, dan Maryam binti ‘Imran.”

Tinggalkan komentar

SANG SUAMI DAN KERIDHOANNYA

Oleh :KH Maimun Zubair

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang dengan saya. Ini ringkasannya

Ibu : _”Mbah Mun, saya sudah ga kuat dengan suami saya. Saya mau cerai saja.”_

Kyai : _”Emangnya kenapa bu?”_

Ibu : _”Ya suami saya udah ga ada kerjanya, ga kreatif, ga bisa jadi pemimpin utk anak-anak. Nanti gimana anak-anak saya kalau ayahnya modelnya kayak begitu. Saya harus cari nafkah capek-capek, dia santai aja di rumah.”_

Kyai : _”Oooh gitu, cuma itu aja?”_

Ibu : _”Sebenarnya masih banyak lagi, tapi ya itu mungkin sebab yang paling utama.”_

Kyai : _”Oooooh… iya… mau tahu pandangan saya ga bu?”_

Ibu : _”Boleh Mbah Mun”._

Kyai : _”Gini… ibarat orang punya kulkas, tapi dipakainya untuk lemari pakaian, ya akhirnya ga bakal puas dengan produk kulkas tersebut. Sudahlah ga muat banyak, ga ada gantungan pakaiannya, ga ada lacinya, ga bisa dikunci, malah boros listrik. Nah, itulah kalau kita pakai produk ga sesuai fungsi. Sebagus apapun produknya kalau dipakai tidak sesuai peruntukannya ya ga akan puas.”_

Ibu : _”Mmm… terus apa hubungannya sama suami saya?”_

Kyai : _”Ya… ibu berharap banget suami ibu jalankan fungsi yang sekunder, bahkan tersier barangkali. Tapi fungsi primernya ga dipakai.”_

Ibu : _”Saya ga berharap lebih koq Mbah Mun. Saya cuma pengen dia nafkahi keluarga dengan baik. Saya cuma pengen dia jadi pemimpin yang baik.”_

Kyai : _”Iya… itu mah cuma fungsi sampingan dari suami. Sayang atuh suami cuma diharapkan jadi begitu aja. Fungsi primernya yang paling utama malah ga ibu harapkan dan kejar.”_

Ibu : _”Mmmmm… emang apa fungsi primernya seorang suami?”_

Kyai : _”Fungsi primer suami ibu itu adalah untuk jadi tameng bagi dosa-dosa ibu di neraka. Saat ibu dapat ridho dari suami, maka semua dosa-dosa ibu langsung dimaafkan sama Allah atas keridhoan suami ibu. Jadi, seorang suami duduk diem aja, itu sangat manfaat untuk ibu, tinggal ibu aja gunakan fungsinya dengan maksimal. Lakukan apapun yang terbaik yang ibu bisa lakukan untuk dapatkan ridho suami._ _Dalam sebuah hadits shohih disebutkan *’Ayyumam roatin maatat wa zaujuha ‘anha roodhin dakholatil jannah’.* Yang artinya *’Seorang istri meninggal dunia dan suaminya ridho sepenuhnya kepadanya, maka langsung masuk syurga’*._ _Selebihnya, itu cuma fungsi-fungsi sekunder dari suami. Kejar dulu yang utama ini. Suami ga kerja ya ga apa-apa, yang penting sudah jadi suami ibu. Jangan lepaskan, jangan dicerai. Biarkan dia jadi tameng saja bagi neraka._ _Kalau cerai, nanti ibu langsung berhadapan dengan api neraka. Dosa-dosa ibu ga ada yang menghapusnya, kecuali amalan ibu sangat spesial dan udah ga ada dosa sama sekali. Ibu tinggal cari ridhonya suami. Kalau memang ibu yang cari nafkah ya ga apa-apa. Semua harta yang ibu berikan ke anak dan rumah tangga itu semuanya terhitung sedekah yang sangat mulia. Jauh lebih mulia daripada sedekah ke anak yatim.”_

Ibu : _”Koq bisa lebih mulia dari anak yatim?”_

Kyai : _”Ya karena anak yatim ini bukan bagian dari hidup ibu. Memberikannya adalah sedekah yang hukumnya sunnah. Sementara suami, sudah terikat dengan akad nikah, sudah menjadi bagian dari ibu._ _Silahkan dibagi sedekah untuk orang lain dengan sedekah untuk keluarga, tapi yang untuk keluarga, itu yang lebih utama.”_

Ibu : _”Tapi, kalau suami zalim bagamana? Bahkan KDRT ke keluarga?”_

Kyai : _”Ya ga apa-apa juga. Tetap dipertahankan. Karena semua perbuatan zalim akan kembali kepada yang melakukannya. Suami akan menanggung akibat KDRT yang dilakukannya. Siksaan Allah sangat pedih bagi suami yang tega menyakiti keluarganya._ _Sementara Ibu fokus aja terus cari ridhonya suami.”_ _Pernah dengar istri Fir’aun masuk syurga? Apa kurangnya coba Fir’aun melakukan KDRT? Bukan hanya ke sang istri, Fir’aun bahkan tega membunuh bayi-bayi._ _Ke istrinya Asiyah, Fir’aun menyiksanya dan bahkan membunuhnya. Doa terakhir Asiyah diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an._ _Dia tidak meminta Fir’aun di adzab. Dia hanya meminta imbalan atas kesabarannya *’Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim.”*_ (66:11)

Ibu : _”Ya Allah Mbah Mun, terima kasih atas diskusinya. Lalu apa yang harus saya lakukan?”_

Kyai : _”Ibu mau ikuti saran dari saya?”_

Ibu : _”Apa itu Mbah Mun..?”_

Kyai : _”Lakukan ini selama 7 hari saja. Setiap malam, Tanyakan ke suami, ‘Abang, berapa persen ridhonya abang sama aku hari ini?’_ _Kalau dia jawab 95%, jangan tidur. Lakukan apapun untuk membuatnya menjawab sampai 100%. Mungkin dipijitin, mungkin dibuatkan makanan, teh, hidangkan buah, apapun, sampai dia mau jawab 100%._ _Baru setelah dia jawab ‘iya, aku ridho sama kamu 100%’, nah silahkan tidur._ _Lakukan selama 7 hari dan rasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang akan ibu dapatkan.”_

Ibu : _”Baik Mbah Mun.”_

Kyai : _”Semoga Allah memuliakan ibu dan suami ibu.”_

Ibu : _”Aaaamiin ya Rabb. Terima kasih Mbah Mun.”_

*SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG KEMBALI MENGHADAP KYAI*

Ibu : _”Mbah Mun, ya Allah, terima kasih banyak. Saya ga tahu mau ngomong apa sama Mbah Mun. Terima kasih sudah merubah hidup saya. Hanya Allah yang bisa memuliakan Mbah Mun dan keluarga.”_

Kyai : _”Alhamdulillah. Gimana, saran saya sudah dijalankan?”_

Ibu : _”Iya Mbah Mun, dan saya rasakan saya lebih bahagia sekarang. Ini suami juga sudah mulai inisiatif cari kerjaan. Walau pun belum dapat, saya sudah cukup bahagia Mbah Mun, dia mau bantuin saya nganter ke mana-mana. Ya Allah enak banget Mbah Mun.”_

Kyai : _”Alhamdulillah…”_

Ibu : _”Saya mau terus lakukan saran Mbah Mun, ga cuma 7 hari, tapi mau saya lakukan selama-lamanya boleh Mbah Mun…?”_

Kyai : _”Buoleh banget. Lakukan sampai salah satu dari ibu atau suami, dijemput malaikat dengan husnul Khotimah.”_

Ibu : _”Huhuhu… makasiiiiih Mbah Mun…”_

Kyai : _”Sama-sama.”_

_________

_Silakan share kepada kawan-kawan Muslim/mah. Semoga tercapai keluarga *sakinah, mawaddah, rahmah.*_

_*Catatan*_:

KH. Maimun Zubair
(Mbah Mun), ulama besar dari Rembang, Jawa Tengah. Beliau wafat dalam umur 90 tahun ketika menunaikan ibadah haji tahun lalu dan dimakamkan di kota suci Makkah al Mukarromah.

Tinggalkan komentar

Persiapan Dini Krisis Pangan / Masa Paceklik Panjang

Mekong-River-Dams-Map-International-Rivers-e1561366249109

Entah benar atau salah prediksi ini, tapi beberapa tokoh sudah memperingatkan pengikutnya untuk mempersiapkan diri baik-baik untuk bisa menjaga ketahanan pangan beberapa tahun ke depan. Tidak saja Prabowo, Megawati, tapi Jokowi sendiri sudah memperingatkan akan datangnya masa susah pangan di tahun-tahun depan ini.

https://www.thejakartapost.com/academia/2020/04/04/preventing-global-food-crisis-caused-by-covid-19.html

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5005698/waduh-ancaman-krisis-pangan-beneran-di-depan-mata

https://finance.detik.com/industri/d-5005401/jokowi-buka-bukaan-kondisi-manufaktur-dan-pangan-ri?single

Prabowo Subianto: Tanam Bahan Pangan, Gunakan Setiap Lahan

Tidak saja karena adanya dampak pandemik corona secara lokal, tapi prediksi Organisasi pangan dunia (FAO) juga mengatakan akan adanya kesulitan krisis global supply dunia, sehingga diprediksi akan adanya kesulitan melakukan export impor bahan pangan antar negara. Selain karena lockdown (karena bahan pangan dimaksimalkan untuk kebutuhan sendiri), di Asia Tenggara, diprediksi juga akan terjadi kekeringan berkepanjangan karena krisis sungai Mekong. Dimana sungai terpanjang dari dataran Cina sampek Thailand ini, akan lebih banyak dibendung di negara China, sehingga debit air akan sangat jatuh di negara-negara hilir seperti Vietnam, Burma dan Thailand.

Water war risk rising on the Mekong

Kondisi ini akan menyebabkan semakin kecilnya pasokan beras dunia, sehingga dikhawatirkan kita juga akan susah impor untuk memenuhi kebutuhan beras. Kalaupun kita ada uang (kalau gak ada ya bisa hutang), dari mana kita akan import? Import pun pasti akan mahal.

Kemudian, BMKG sendiri memprediksi, kemarau 2020 juga akan panjang, sehingga bisa juga mengancam cadangan pasokan beras kita di tahun-tahun mendatang.

https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraan-musim.bmkg

Aneka peristiwa diatas tentu saja harus kita hadapi dengan baik, makanya beberapa pemimpin seperti Prabowo dan Megawati sudah mewanti-wanti kadernya agar mempersiapkan diri untuk menjaga ketahanan pangan di wilayahnya masing-masing.

https://nasional.kompas.com/read/2020/05/11/21112611/megawati-instruksikan-kepala-daerah-pdi-p-perkuat-ketahanan-pangan

Beberapa cara membangun ketahanan pangan yg bisa kita lakukan antara lain :

Pertama, dengan menimbun padi di rumah masing-masing, mulai sekarang. Jika punya persediaan uang, jangan semua dihabiskan untuk kebutuhan lain-lain, tapi sisihkan untuk beli gabah, ingat gabah, bukan beras. Lalu timbun di lumbung padi masing-masing.

Kultur lumbung padi ini sudah hilang di masyarakat kita bertahun-tahun. Dulu kita masing-masing rumah punya lumbung padi, sekarang hampir tidak ada. Tapi bisa diganti dengan tempat yang bebas, asalkan kering dan tidak dimakan nonol. Masing-masing rumah kalau bisa memiliki persediaan gabah minimal bisa buat makan setahun atau dua tahun ke depan. Jangan diselep selama masih ada beras di pasaran.

Dua, tanam ubi-ubian – selain padi – seperti suwek atau singkong, di pekarangan masing-masing lalu bentuk menjadi gaplek, atau jangan dicabut sampai saat betul-betul membutuhkan. Jangan semua lahan ditanam tanaman ekonomis. Nanti, ketika beras langka, bisa menjadi selingan agar tidak melulu makan nasi.

Ini masing-masing keluarga harus menimbun sendiri, karena kalau salah satu saja yang menimbun, bisa kena pasal larangan pemerintah menimbun bahan pangan. Atau saat terjadi krisis, kita juga gak akan tega melihat kiri-kanan kekurangan pangan, sementara kita menimbun. Akhirnya tetap kurang juga.

Mungkin itu beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk berjaga-jaga. Semoga krisis pangan yang diprediksikan ini memang tidak terjadi. Tapi kalaupun terjadi, kita sudah siap menghadapinya.

Nabi Yusuf pernah sukses menjaga ketahanan pangan selama 7 tahun. Kita juga harus bisa.

Tinggalkan komentar